Jumat, 12 Maret 2010

DEWA 19


Dewa 19 adalah sebuah grup musik yang dibentuk pada tahun 1986 di Surabaya, Indonesia. Grup ini telah beberapa kali mengalami pergantian personil dan saat ini beranggotakan Ahmad Dhani (kibor), Andra Ramadhan (gitar), Elfonda Mekel (vokal), Yuke Sampurna (bass) dan Agung Yudha (drum). Setelah merajai panggung-panggung festival di akhir era 1980-an, Dewa 19 kemudian hijrah ke Jakarta dan merilis album pertamanya di tahun 1992 di bawah label Team Records.[1]

Grup ini mengalami kesuksesan sepanjang dekade 1990-an dan 2000-an melalui serangkaian hits. Album yang mereka rilis selalu mendapat sambutan bagus di pasaran, bahkan album mereka yang dirilis tahun 2000, Bintang Lima, merupakan salah satu album terlaris di Indonesia dengan penjualan hampir 2 juta keping.[2][3][4] Pada tahun 2005, majalah Hai menuliskan Dewa 19 sebagai band terkaya di Indonesia dengan pendapatan mencapai lebih dari 14 milyar setahun.[5] Di tengah kesuksesan yang diraihnya, grup ini sempat beberapa kali tersandung masalah hukum.[6]

Sepanjang perjalanan kariernya, Dewa 19 telah menerima banyak penghargaan, baik BASF Awards maupun AMI Awards.[7] Mereka juga pernah meraih penghargaan LibForAll Award di Amerika Serikat atas kontribusi mereka pada upaya perdamaian dan toleransi beragama.[8][9] Pada tahun 2008, Dewa 19 masuk ke dalam daftar "The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa" oleh majalah Rolling Stone. Dewa dinobatkan sebagai salah satu legenda atau ikon terbesar dalam sejarah musik populer Indonesia.[10]

ST 12


ST 12 adalah grup band Indonesia yang didirikan di Bandung, Jawa Barat tahun 2006. Grup ini didirikan oleh Ilham Febry alias Pepep (drum), Dedy Sudrajat alias Pepeng (gitar), Muhammad Charly van Houten alias Charly (vokalis), dan Iman Rush (gitaris). Nama ST 12 sendiri merupakan kependekan dari Jl. Stasiun Timur No. 12 yang merupakan markas berkumpulnya band ini. Sampai saat ini ST 12 telah menelurkan 2 album musik.

Secara resmi ST 12 berdiri pada tanggal 20 Januari 2006, meski anggotanya telah lama berkecimpung di dunia musik. Sebelumnya, keempat personel ini tak saling kenal. Mereka sering bertemu di studio rental di Jalan Stasiun Timur 12, Bandung, milik Pepep. Nama ST 12 yang merupakan kependekan dari Jl. Stasiun Timur No. 12 adalah nama pemberian ayah Pepep, Helmi Aziz. Mereka juga berkompromi dengan mengambil aliran Melayu, walau Charly menggemari jazz, Pepep suka jazz dan rock, sementara Pepeng tumbuh bersama musik rock. Sulitnya mendapat label rekaman yang mau menerima mereka, ST 12 akhirnya menempuh jalur indie (independent). Album perdana, Jalan Terbaik pun dirilis. Sayang, saat tur promosi album tersebut di Semarang, Iman Rush meninggal akibat pecah pembuluh darah di otak pada bulan Oktober 2006.[1]

Kesuksesan album perdana ST12 membuat mereka dilirik Trinity Optima Production. ST12 pun merilis album kedua P.U.S.P.A (2008) yang didedikasikan untuk Iman.[2]

Rabu, 10 Maret 2010

LYLA

RADJA

THE VIRGIN

UNGU


UNGU adalah grup musik Indonesia yang beranggotakan Pasha (penyanyi), Makki (bass), Enda (gitar), Oncy (gitar), dan Rowman (drum). Sampai tahun 2007 mereka telah menghasilkan 4 album dan 2 album mini.

Ungu terbentuk tahun 1996. Motor pembentuknya adalah Ekky (gitar) dan saat itu vokalisnya adalah Michael, sedangkan drum dipegang oleh Pasha Van derr Krabb. Tahun 1997, saat Ungu hendak manggung, Pasha Van derr Krabb 'menghilang' dan posisinya digantikan oleh Rowman. Enda yang sebelumnya adalah roadies-nya Ekky juga ikut bergabung dengan Ungu.

Tahun 2000, Ungu mulai mempersiapkan album pertama mereka, yang akhirnya dirilis 6 Juli 2002 bertajuk Laguku. Sebelumnya, Ungu ikut mengisi 2 lagu di album kompilasi Klik bersama Lakuna, Borneo, Piknik, dan Energy. Ke dua lagu tersebut adalah "Hasrat" dan "Bunga". Single pertama album ini, "Bayang Semu" menjadi ost. sinetron ABG (RCTI). Meski terbilang sukses, album ini baru mendapat Platinum Award setelah hampir 2 tahun album ini dirilis.

THE ROCK INDONESIA


The Rock adalah band beraliran rock yang terbentuk di Indonesia. Band ini merupakan proyek sampingan dari personil Dewa 19, Ahmad Dhani, dan berada di bawah manajemen Republik Cinta, seperti Dewi Dewi dan Andra and The BackBone. Anggota lainnya adalah mantan anggota band underground asal Australia, Fire Shark, yaitu Mark Williams, Zachary Haidee-Keene, Michael Bennett, Clancy Alexander Tucker. Album pertamanya adalah Master Mister Ahmad Dhani I yang dirilis pada tanggal 30 Agustus 2007.[1] Album tersebut menghasilkan hits "Munajat Cinta".
Daftar isi

Awal pembentukan The Rock yaitu ketika Ahmad Dhani sedang merekam albumnya di salah satu studio di Australia, dan bertemu dengan anggota Fire Shark.[2] Ide berkolaborasi membentuk The Rock bermula dari perbincangan antara Dhani dengan gitaris Fire Shark, Clancy Alexander Tucker.[2] Karena baik Dhani maupun Fire Shark sama-sama ingin bermain di luar negeri (go international), mereka membentuk The Rock.[2] Namun, Dhani tidak meninggalkan Dewa 19 dan Fire Shark tidak bubar.[2]

d'MASSIV


d'Massiv merupakan sebuah grup musik asal Indonesia yang berdomisli di Jakarta. Anggotanya 5 orang yaitu Rian Ekky Pradipta (vokal), Dwiki Aditya Marsall (gitar), Nurul Damar Ramadhan (gitar), Rayyi Kurniawan Iskandar Dinata (bass), dan Wahyu Piadji (drum). Nama D'Masiv belakangan disejajarkan dengan band-band papan atas Indonesia seperti Ungu, Nidji, atau Peterpan karena popularitas lagu-lagu mereka.
Daftar isi

D'Masiv pertama kali dibentuk pada 3 Maret 2003. Nama d'Masiv sendiri berasal dari kata dalam bahasa Inggris "massive" sebagai semacam pengharapan agar bisa meraih hasil sebaik mungkin di kancah musik nasional. Nama mereka mulai melambung setelah berhasil memenangkan kompetisi musik A Mild Live Wanted pada tahun 2007. D'Masiv akhirnya merilis album pertama mereka berjudul "Perubahan" pada tahun 2008 dengan lagu "Cinta Ini Membunuhku" sebagai lagu andalannya. Lagu ini sangat populer sehingga semakin melambungkan nama mereka di kancah musik nasional. Di akhir tahun 2008, D'Masiv membuat wadah perkumpulan bagi para penggemarnya dengan nama Masiver.[1]

Di tahun 2009, D'Masiv merilis mini album baru yang berisi 2 buah lagu berjudul "Mohon Ampun Aku" dan "Jangan Menyerah". Menurut Rian, vokalis d'Masiv, proses pembuatan mini album ini sangat singkat dan dirilis untuk menyongsong bulan Ramadhan yang jatuh pada pertengahan bulan Agustus 2009.[2]

FIVE MINUTES


Five Minutes adalah sebuah band pop rock yang berasal dari Kota Kembang Bandung berdiri tahun 1994. Kini, Five Minutes digawangi oleh Ricky Tjahyadi (keyboard), Richie Setiawan (vokal), Drie Warnanta (bass), Roelhilman (gitar), dan Aria Yudhistira (drum).
Daftar isi

Formasi awal
Drie dan Ricky bertemu di awal tahun 1990-an dan sempat membentuk band yang tampil di sejumlah kafe. Namun band ini hanya bertahan selama 2 tahun. Mereka kemudian membentuk Five Minutes bersama Sonny (gitaris) dan Sanny (vokalis) di tahun 1994 untuk mengikuti Fetival Band Se-Jabar DKI di Bandung. Dalam ajang tersebut mereka berhasil menjadi juara 1 dari 102 peserta. Tak lama, mereka pun masuk dapur rekaman. Album perdana mereka bertajuk Five Minutes (1996), yang diikuti oleh Five Minutes 2 (1997), Ouw! (2002), Sekat (2003), dan The Best +5 (2004). Penampilan yang unik dengan mengenakan sarung di panggung, menjadi salah satu daya tarik mereka.
Formasi baru

Setelah album The Best, Sanny sang vokalis dan Sonny (gitaris) mengundurkan diri. Ricky dan Drie pun berburu personel baru. Akhirnya Richie (vokal), Roelhilman (gitar), dan Aria Yudhistira (drum) melengkapi formasi Five Minutes yang baru. Pada bulan Juni 2007, mereka merilis album baru bertajuk Rockmantic. Mereka pun menanggalkan sarung yang selama ini lekat sebagai image mereka.[1]

WALI



Wali Band merupakan grup musik asal BLORA yang berdomisli di kapuk,cengkareng. Grup musik ini dibentuk pada tahun 2008. Anggotanya berjumlah 5 orang yaitu Faank (vokal), Apoy (gitar), Tomie (drum), Ovie (kibot), dan Nunu (bass). Semua personil band ini adalah lulusan pesantren dan sebagian merupakan alumnus UIN Syarif Hidayattullah Jakarta. Album pertamanya ialah Orang Bilang dirilis pada tahun 2008. Band ini umumnya bergenre pop dengan sedikit sentuhan irama melayu dalam lagu-lagu mereka. Lagu hit dalam album ini adalah "Dik" dan "Egokah Aku" yang menggunakan Shireen Sungkar sebagai model video klip.[1]

Selasa, 09 Maret 2010

KILLING ME INSIDE

J-ROCKS



J-Rocks adalah band dari Jakarta yang berdiri pada 9 November2003 dengan personil Iman (vokal, gitar), Sony (gitar), Wima (bass), dan Anton (drum). Aliran band ini adalah Japanese pop/rock. Nama J-rocks sempat menjadi pembicaraan hangat di kalangan pecinta musik Jepang di Indonesia karena nama ini seakan mewakili genre Japanese Rock. Awalnya band ini bernama J-Rockstar, adalah ide dari sebuah stiker bertuliskan Rockstar, dengan harapan suatu saat akan menjadi Rockstar (bintang musik rock). Tambahan huruf "J" di depannya untuk mewakili band itu sendiri dengan alasan J bisa berarti Jepang karena umumnya mereka memainkan J-Music, Jakarta karena mereka berasal dari Jakarta, Jujur dalam bermusik dalam artian memainkan apa yang bener-bener mereka suka dan ingin memainkan musik yang ber-soul (jiwa). Nama J-Rockstar akhirnya disingkat menjadi J-Rocks karena adanya masalah penyebutan, sementara nama J-Rockstars akhirnya menjadi istilah untuk fans / penggemar J-Rocks dan biasa disingkat JRS. Sejak tahun 2008 J-Rocks mulai mengenakam kostum batik dengan desain modern namum tetap dengan dandanan ala harajuku, dan mempromosikan batik kepada kawula muda.

NIDJI



Nidji atau The Nidji adalah grup musik yang berkomposisi enam orang asal Jakarta yang terdiri dari Giring Ganesha (vokalis), Rama dan Ariel (gitaris), Adrie (drum), Andro (bassis), dan Run-D (kibor).

Nidji merupakan penyempurnaan nama dari kata NIJI yang diambil dari bahasa Jepang yang berarti pelangi. Para personil telah menyukai dan menyetujui konsep dengan nama itu, karena kata Nidji sangat merefleksikan warna musik mereka yang beragam serta berbeda satu sama lain, namun bias membiaskannya dalam satu warna musik.

Konsep musik Nidji adalah modern rock yang memadukan unsur-unsur lain, seperti progresif, funk, alternatif, dan pop. Grup-grup band yang secara tidak langsung mempengaruhi dan menjadi inspirasi terhadap corak musik Nidji, antara lain L'Arc~en~Ciel, Coldplay, Goo Goo Dolls, U2, Radiohead, Smashing Pumpkins, The Verve, Dave Matthews, The Killers, Keane, dan sebagainya.

GEISHA



Geisha merupakan sebuah grup musik asal Indonesia yang dibentuk pada tahun 2009. Grup musik ini beranggotakan 5 orang yaitu Momo (vokal), Roby (gitar), Nard (Bass), Dhan (keyboard), dan Aan (drum). Genre musik ini adalah pop.

PETERPAN



Peterpan adalah sebuah band beraliran poprock dari Bandung, Indonesia yang sekarang anggotanya tinggal 4. Band ini dibentuk pada tahun 1997 dan terkenal berkat lagu-lagunya "Ada Apa Denganmu", "Topeng", dan "Kukatakan Dengan Indah". Pada awalnya kelompok Peterpan terdiri dari Ariel, Uki, Loekman, Reza, Andika, dan Indra. Namun di bulan November 2006, dua anggotanya, Andika dan Indra dipecat dari grup musik tersebut. Perpecahan ini dipicu adanya perbedaan prinsip kreativitas.

VIERRA



Vierra band.
Latar belakang
Lahir Flag of Indonesia.svg Jakarta, Indonesia
Genre Pop
Tahun aktif 2008 - sekarang
Perusahaan rekaman Musica Studios
Situs resmi http://www.myspace.com/vierraband
Anggota
Kevin Aprilio
Widy Soediro Nichlany
Raka Cyril Damar
Satryanda Widjanarko

Vierra merupakan sebuah grup musik asal Indonesia yang dibentuk pada November 2008. Grup musik ini beranggotakan 4 orang yaitu Kevin Aprilio (piano/keyboard), Widy Soediro Nichlany (vokal), Raka Cyril Damar (gitar), dan Satryanda Widjanarko (drum). Memiliki pemain bass tambahan bernama Deryansha Azhary. Genre musik ini adalah powerpop, pop, dan beberapa lagu terinspirasi dari musik Disney. Vierra memiliki sebuah fans club yang bernama Vierrania yang dibentuk pada Maret 2009.

Album pertamanya ialah My First Love dirilis pada tahun 2009. Single pertamanya adalah my first love

Sabtu, 06 Maret 2010

Killing Me Inside Crew

about Pee Wee Gaskins




Pee Wee Gaskins, sebuah band Pop Punk yang berhasil mencuri perhatian masyarakat Indonesia, khususnya para remaja di setiap kota besar negeri tercinta. Dan whatzups sempat berbincang dengan seorang personil band ini yang bernama Dochi via “Dunia Maya”. Cowok ini bercerita bagaimana susahnya menulis lirik lagu dengan bahasa Indonesia, dan memberikan komentarnya terhadap band The Changcuters serta Efek Rumah Kaca. Silahkan menikmati interview ini.


1. Hallo Pee Wee Gaskins, apa kabar?
Baik whatzups, whatzup? Hehe

2. Pertanyaan Standar neh, gimana awal terbentuknya dan kenapa memilih nama Pee Wee Gaskins, apakah ada alasan khusus mengapa memilih nama tersebut?
2 taun yang lalu gue punya lagu yang gue bikin untuk cewe gue. Gue
arrange sendiri dan rekam sendiri dan kata dia “hey this sounds nice,
terusin aja” yaudah dari situ mulai deh perekrutan personil, and viola,
pee wee gaskins. “it’s the name of a serial killer. With the name of a
serial killer, we try to make some killer music haha. Yeah that’s about
it. Oh and the song was here up in the attic.

3. Dari awal kemunculan kalian, sepertinya kalian telah menemukan formula yang tepat. Karena berhasil dengan sukses mencuri perhatian masyarakat Indonesia. Lalu atas ide / pemikiran siapa formula tersebut? Dan mengapa memakai formula itu.
We try to combine what I learned in college and just doing things
with our heart. Gue mahasiswa komunikasi dengan minor advertising,
it really helps a lot.

4. Mini Album kalian The Stories From Our High School Years, dengar-dengar terjual hingga lebih dari 1000 copy neh. Gimana ceritanya tuh?
Lebih tepatnya 2000, kita promosi mengandalkan internet dan jual
hand to hand aftershow, untuk distribusi sendiri waktu itu sangat
terbatas karena kita bener-bener jalanin sendiri. Total DIY! Hehe
itupun hanya jabodetabek.

5. Lalu apakah di full album kalian (The Sophomore) kalian merasa terbebani dengan kesuksesan mini album tersebut? Lalu mengapa memberi judul The Sophomore?
Ya, kita punya tanggung jawab untuk tidak mengecewakan yang
sudah dulu mendengar mini album tersebut, dan kita memasukkan
beberapa sound yang tidak ada di album sebelumnya, seperti gang
vocals dan loop-loop yang lebih terasa, dibalut dengan sound gitar
yang lebih berat dari sebelumnya. The sophomore bisa diartikan taun
kedua, ini taun kedua kita, dengan bassist baru (kedua), album
kedua, bisa dibilang, this is our next step for everything

6. (Maaf), banyak orang selalu meng’identikan PWG dengan seorang Dochi, mengapa bisa begitu?
Haha, ya mungkin karena gue lebih sering keliatan diluar, dan orang
ngeliat dulu ini proyek gue sendiri, tapi sekarang engga ko, PWG is a
whole package

7. Dochi, apakah anda seorang yang katakanlah Otoriter & Tangan besi di dalam band? Lalu ada alasan khusus mengapa hampir seluruh lagu-lagu PWG anda yang menciptakan?
Gak ko, semua bebas campur tangan, untuk aransemen lagu juga
kita lakuin bareng2, gue lebih ke bidang lirikal, mungkin di album
selanjutnya yang lain mau nyumbangin lirik? Hehe

8. Sebutkan band-band apa saja yang meng’influence PWG?
Kita semua mengagumi Blink182, bagaimana mereka bisa berevolusi
menjadi seperti sekarang, tanpa kehilangan identitas, they’re still
Blink182. untuk masalah musical, kita banyak terinfluens temen-
temen kita sendiri.

9. Range music kalian (sepertinya) sudah (telah) di populerkan sebelumnya oleh Rocket Rockers (RR)? Lalu, apakah RR memang menjadi salah satu band influence kalian?
Pop punk has been around for so many years, dan ya, RR telah
sukses mempopulerkannya sebelumnya, kalau diibaratkan seperti
hotdog, kita hotdog dengan tambahan keju, extra mayo, ditemani
french-fries dan ice lemon tea. We’re good friends with
rocket rockers.

10. Susah mana bikin lagu berlirik bahasa Indonesia atau bahasa Inggris?
Bahasa Indonesia lebih susah, karena kosa katanya lebih berwarna,
dan salah-salah pilih artinya bisa beda.

11. Ada rencana Go International?
Ada, dan insya allah lancar, amin.


12. Berikan pendapat kalian tentang beberapa band seperti : The Changcuters, Efek Rumah Kaca, Dead Squad, dan Homicide.
Mereka semua sukses dengan gaya mereka sendiri, being
themselves and do it with all their hearts. Efek Rumah Kaca
beranggapan bahwa pasar bisa diciptakan, Dead Squad
memperlihatkan sisi lain dari Stevie yang lebih lembut di Andra and
The Backbone, The Changcuters membuktikan bahwa baju ketat tidak
bisa membatasi kelincahannya, dan Homicide mendidik dibidang politik;
fasis yang baik adalah fasis yang mati, yakan? Kalau semua
digabung gimana ya.

13. Dengan kesuksesan yang telah kalian raih saat ini, apakah kalian sudah merasa puas?
Merasa puas membuat kita jadi santai, ga puas-puas bikin kita jadi
Pengeluh. Hmm, We always keep trying to push further and
further

14. Sex, Drugs & Rock & Roll. Apakah, kalian setuju dengan slogan kata-kata itu dalam dunia music atau band?
Itu pilihan. Balik ke individunya, yang jelas dalam dunia musik, jalan
itu terbuka lebar, as for me? Sex, dubstep, and unagi roll aja deh

15. Ok, PWG terima kasih buat waktunya. Sukses terus yah.
Thanks juga buat kesempatan ini, rock
on!